YOGYAKARTA - Dalam upaya melestarikan budaya leluhur Sertu Sutriyana Babinsa Kel. Gunungketur Koramil 05/Pakualaman secara rutin melaksanakan latihan bersama pengggiat jemparinggan gaya mataraman bersama warga masyarakat binaan di depan Kantor Kel. Gunungketur Jl. Jayaningprangan Kemantren Pakualaman. Minggu (6/6)2021).
Menurut Sutriyana, hingga kini jemparingan terus dilestarikan oleh kawula muda di Kota Yogyakarta, yang merupakan Kota Pelajar dan Kota Budaya, khususnya di Kel. Gunungketur sebagai kampung penyangga budaya Kadipaten Pakualaman. Termasuk salah satu kawula muda, Sertu Sutriyana turut serta melestarikan budaya leluhur tersebut sebagai media dalam mempererat silaturahmi dan guyup rukun dengan warga masyarakatnya.
Kepada rekan sesama penggiat budaya leluhur Sertu Sutriyana sampaikan bahwa memang betul kegiatan memanah tradisional jemparingan semacam ini membuat jiwa terasa lebih tenang dan lebih berkonsentrasi, sejalan dengan filosofi jemparingan gaya Mataram itu sendiri, “Pamenthanging Gandewa Pamanthenging Cipta” Filosofi ini memiliki arti bahwa membentangnya busur seiring dengan konsentrasi yang ditujukan pada sasaran yang dibidik, terangnya.
Adalah Tukiman salah seorang pengggiat jemparingan di Gunungketur secara rutin bersama Babinsa dan warga masyarakat secara rutin melaksanakan gladen alit (latihan bersama) jemparingan yang berada di depan Kantor Kel. Gunungketur.
Tukiman mengatakan kalau diambil hikmah dan filosofinya jemparingan, gerak yang dilakukan seperti Pamenthanging Gandewa seiring dengan Pamanthenging Cipta memiliki pesan agar manusia yang memiliki cita-cita hendaknya berkonsentrasi penuh pada tujuan tersebut agar cita-citanya dapat terwujud.
Kemudian hikmah dari pelajaran memanah tradisional jemparingan
itu di implementasikan dengan kegiatan sehari hari menjadikan hidup lebih
tenang dan berkonsentrasi dalam menghadapi beraneka ragam kehidupan, ungkap Tukiman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar