Yogyakarta - Danramil 11/Kraton Mayor Caj (K) Erni Sudarwati S.Pd., menghadiri acara Lomba Jemparingan Mataram gaya Kraton yang memperebutkan piala "Ekalaya Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat " di Kagungan nDalem Alun-alun Selatan Yogyakarta. Sabtu (30/7/2022).
Jemparingan sebagai event pelestarian seni budaya daerah di selenggarakan oleh Paguyuban Jemparingan Gandewa Mataram Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat dan Dinas Pariwisata DIY. Jumlah penjemparing sekitar 150 orang di bagi kelompok dewasa putra dan putri jarak 32 meter dan anak-anak jarak 15 meter yang kesemuanya memakai pakaian adat Mataram.
Beberapa tamu undangan yang hadir diantara KRT. H. Jatiningrat, SH, Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo, SH,M. Ed, Kepala Dinas Pariwisata Kab. Gunung Kidul Mohammad Arif Aldian dan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul Kwintarto Heru Prabowo, S.Sos.
Acara ini dimeriahkan dengan atraksi Tari Lodya Warastra' dari sanggar Krincing Manis dan pawai Bregodo sebagai kilas sejarah dari Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792), raja pertama Yogyakarta yang mendorong segenap pengikut dan rakyatnya untuk belajar memanah sebagai sarana membentuk watak kesatria.
Menurut KRT. H. Jatiningrat, SH watak kesatria yang dimaksudkan adalah empat nilai yang harus disandang oleh warga Yogyakarta. Keempat nilai yang diperintahkan Sri Sultan Hamengku Buwono I untuk dijadikan pegangan oleh rakyatnya tersebut adalah sawiji, greget, sengguh, dan ora mingkuh. Sawiji berarti berkonsentrasi, greget berarti semangat, sengguh berarti rasa percaya diri, dan ora mingkuh berarti bertanggung jawab.
Gaya memanah semacam ini sejalan dengan filosofi jemparingan gaya Mataram itu sendiri, "pamenthanging gandewa pamanthenging cipta". Filosofi ini memiliki arti bahwa membentangnya busur seiring dengan konsentrasi yang ditujukan pada sasaran yang dibidik agar cita-citanya dapat terwujud,"pungkasnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar